Minggu, 05 Juli 2009

the power of love

Dalam perjalanan manifestasi anda akan melewati empat tahapan, yaitu 'Ilm, 'Ishq, Wujud, Shuhud.
'Ilm adalah kecerdasan murni, keadaan awal dari kesadaran setiap makhluk.
'Ishq adalah cinta, tahap kecerdasan berikutnya menuju manifestasi; karena itu kecerdasan dan cinta sama unsurnya.
Benda-benda seperti batu dan tumbuh-tumbuhan, tak memiliki kecerdasan, sehingga tak memiliki cinta, kecuali suatu persepsi kecil tentang cinta yang ada di dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan. Tetapi di antara hewan dan burung-burung, kecerdasan berkembang, sehingga cinta di dalam diri mereka dapat menunjukkan diri.
Wujud adalah sesuatu yang bisa dilihat oleh panca indra manusia yaitu mata, karena cinta tak dapat diwujudkan bila tak ada sesuatu yang dicintai.
Shuhud adalah realisasi cinta. Kata cinta, dalam bahasa Inggris 'love', dalam bahasa Sanskrit 'Lobh', berarti keinginan, hasrat.
Cinta adalah hasrat untuk menyadari sesuatu yang dicintai. Karena itu, Shuhud, realisasi cinta, merupakan satu-satunya tujuan setiap jiwa. Cinta, dalam berbagai aspeknya, dikenal dengan sebutan: kehendak, keinginan, hasrat, kebaikan, suka, dan lain-lain.
Di dalam cinta terdapat berbagaimacam pengetahuan. Cinta kepada sesama dan ketertarikannya kepada sesuatu akan mengungkapkan rahasianya, sehingga manusia dapat mengetahui bagaimana cara mengembangkan, mengendalikan, dan memanfaatkannya.
Anda tidak akan bisa memaksa pikiran anda untuk mengetahui seseorang, sebesar apapun keinginan anda, tidak mungkin anda bisa mengetahuinya, kecuali dengan cinta.
Karena tanpa cinta, mata itu buta, mata luar hanyalah semacam kaca mata bagi mata ruhani. Bila pandangan tidak tajam, apalah manfaat dari kaca mata?
Anda tidak perlu bingung! kenapa anda terus mengagumi semua yang anda cintai, dan kita buta terhadap kebaikan orang yang tidak kita cintai. Bukan karena mereka berhak kita abaikan, tetapi tanpa cinta, mata kita tak dapat melihat kebaikan mereka.
Seseorang atau sesuatu yang kita cintai mungkin mempunyai keburukan. tetapi karena cinta hanya melihat faktor keindahan, anda hanya akan melihat kebaikan. Kecerdasan diri dalam langkah selanjutnya untuk menuju manifestasi adalah cinta.
Ketika cahaya cinta telah dinyalakan, hati menjadi transparan, hingga kecerdasan jiwa dapat melihat melaluinya.
Namun sebelum hati dinyalakan dengan api cinta, kecerdasan, yang senantiasa berupaya untuk mengalami hidup di permukaan, meraba-raba dalam kegelapan. Seluruh alam semesta diciptakan untuk cinta.
Manusia adalah salah satu makhluk yang mampu melakukannya. Bila kita memiliki batu di dalam rumah dan kita sangat menyukainya, batu itu tidak akan menyadari cinta kita sejauh yang disadari oleh tumbuh-tumbuhan.
Bila kita memiliki sebuah tanaman dan kita memeliharanya dengan rasa sayang, ia akan bereaksi dan akan tumbuh. Hewan dapat merasakan kasih sayang. Bila kita memelihara hewan di rumah, mereka akan lebih banyak merasakan cinta dan perhatian! Hewan piaraan pada waktunya akan menjadi pengasih seperti anggota keluarga.
Anjing Nabi Yusuf AS, terus menerus memberi makanan kepada tuannya, ketika beliau berada di dalam sumur. sampai beliau ditemukan oleh orang yang berjalan melalui tempat itu.
Dikisahkan, kuda seorang Arab tetap menjaga tuannya yang meninggal di medan pertempuran, dan menjaga mayatnya dari burung pemakan bangkai, sampai ia ditemukan teman-temannya.
Para Sufi berkata bahwa alasan penciptaan adalah karena Yang Mahasempurna ingin mengetahui diri-Nya, melakukannya dengan membangkitkan rasa cinta dari sifat-sifatNya dan membuatnya menjadi obyek cinta, yang berupa keindahan.
Dengan makna ini, para darwis saling menghormati satu sama lain dengan berkata, "Ishq Allah, Ma'bud Allah" -- 'Allah adalah cinta dan Allah adalah [kekasih] yang dicintai.'
Seorang penyair Hindustan berkata, "Hasrat untuk melihat kekasih membawaku ke dunia, dan hasrat yang sama untuk melihat kekasih membawaku ke surga."
Jika setiap orang mengetahui rahasia hidup ini, ini merupakan sebuah jaminan ia dapat menguasai dunia dengan pasti. Seperti mahatma Gandhi yang bisa menyatukan hati masyarakat India hanya bermodalkan cinta dan kasih sayang. Mudah bukan?
Cinta bisa dikenal dalam bentuk gagasan, ucapan, dan perbuatan oleh orang yang mencintai, karena setiap ekspresinya terdapat kehangatan terus muncul sebagai keindahan, kelembutan, dan kehalusan. Hati yang terbakar oleh api cinta cenderung untuk melelehkan setiap hati yang dijumpainya, karena Cinta adalah hukum timbal balik, jika anda mencintai seseorang maka mereka akan dicintai anda.
Semua perjalanan hidup cenderung mengarah pada perasaan cinta dan kasih sayang. Tak ada seorang pun di dunia yang dapat hidup tanpa perasaan cinta dan kasih sayang. Cinta adalah sesuatu yang dibawa setiap jiwa yang terlahir dunia.
Jiwa yang terlahir di dunia tanpa memiliki cinta dan kasih sayang sudah barang tentu kehidupannya terasa pahit dan penuh kebencian. Anak kecil tidak memiliki kebencian. Anak kecil yang kita sakiti, dalam beberapa menit ia akan dating kembali dan memeluk kita.
Hati yang tercerahkan oleh cinta akan lebih berharga dari pada semua emas dan permata di dunia. Ada berbagai macam hati sebagaimana adanya berbagai macam unsur di dunia.
Pertama, hati dari baja memerlukan kehangatan api cinta yang berlebih untuk memanaskannya, untuk memudahkan anda dalam membentuk kualitas hati anda, sebelum keadaannya menjadi dingin kembali.
Kedua, hati yang terbuat dari lilin, akan mudah meleleh jika bersentuhan dengan api. Jika hati anda mempunyai sumbu ideal, maka hati anda akan mempertahankan api tersebut hingga lilin habis terbakar.
Ketiga, hati dari kertas yang gampang terbakar jika bersentuhan dengan api dan dalam sekejap berubah menjadi abu. Cinta itu seperti api. Nyalanya adalah pengorbanan, apinya adalah kearifan, asapnya adalah keterikatan, dan abunya adalah keterlepasan.
Api muncul dari panas, demikian pula kearifan yang muncul dari pengorbanan. Bila api cinta menghasilkan cahaya, jika ditempatkan di tempat yang gelap, semua kegelapan akan hilang.
Bila sumber tenaga dalam jiwa adalah cinta, bila cinta bekerja di dalam hati, itu adalah emosi, dan bila cinta bekerja di dalam tubuh, itu adalah nafsu. Karena itu orang yang paling mencinta adalah yang paling emosional, dan yang paling emosional adalah yang paling bernafsu, sesuai dengan dataran yang paling disadarinya.
Cinta untuk diri sendiri. Bila dicerahkan, orang akan melihat manfaat yang sejati dan ia menjadi orang suci. Tanpa cahaya pencerahan, manusia menjadi egois hingga ia menjadi setan.
Cinta diperuntukkan bagi lawan jenis kelamin. Bila demi cinta, ia bersifat surgawi; dan bila demi nafsu, ia bersifat duniawi. Bila cukup murni, cinta ini tentu dapat menghilangkan gagasan tentang diri sendiri, tetapi manfaatnya tipis dan bahayanya besar.
Cinta diperuntukkan bagi anak-anak, ini merupakan pelayanan pertama makhluk Allah. Memberikan cinta kepada anak-anak, adalah memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang dipercayakan Pencipta, bila cinta ini meluas mencakup seluruh ciptaan Allah, hal ini dapat mengangkat manusia menjadi orang-orang pilihan Allah.
Cinta orang tua kepada anak-anaknya lebih besar dari pada cinta anak-anak kepada orang tuanya, karena pimikiran orang tua hanya terpusat pada anak, tetapi cinta anak mula-mula terpusat pada dirinys sendiri.
Nabi Muhammad s.a.w. ditanya seseorang, "Cinta siapakah yang lebih besar, cinta anak-anak kepada orang tua mereka, atau cinta orang tua kepada anak-anaknya?" Beliau berabda, "Cinta orang tua lebih besar, karena setiap mereka melakukan aktifitas, mereka selalu berpikir bagaimana agar anaknya tumbuh dengan bahagia, seolah-olah ia mengharap untuk hidup di dalam kehidupan anak-anaknya setelah ia mati; sementara anak-anak yang saleh berpikir bahwa suatu hari orang tuanya akan mati, dan dengan demikian mereka hanya sebentar dapat melayani orang tua mereka." Orang itu bertanya, "Cinta ayah atau ibu-kah yang lebih besar?" Nabi bersabda, "Ibu. Ia berhak memperoleh penghormatan dan pelayanan, karena surga terletak di bawah kakinya."
Cinta orang tua adalah cinta yang paling diberkahi, karena cinta mereka sebening kristal. Alkisah, Shirvan Bhagat adalah anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya yang sudah udzur, tak berdaya hingga beliau sepenuhnya bergantung kepada pelayanan anak lelaki satu-satunya.
Shirvan begitu berbakti kepada mereka hingga ia mengorbankan kebebasan dan kesenangan hidup agar dapat melayani mereka. Dengan lembut ia memenuhi setiap panggilan mereka, dan dengan sabar menghadapi semua kesulitan yang berkaitan dengan ke-tuaan mereka.
Suatu hari, orang tua Shirvan Bhagat berkata bahwa mereka menginginkan untuk berziarah ke Kashi. Anak yang saleh itu seketika menyetujui kehendak mereka, dan karena pada saat itu belum ada kendaraan, mereka pergi berjalan kaki. Ia membuat keranjang, ia meletakkan orang tuanya di dalam keranjang, dan keranjang tersebut di letakkan di punggungnya.
Untuk menuju ke kashi harus berjalan ribuan mil melalui hutan, pegunungan, dan sungai-sungai. Ia menempuh perjalanan itu berbulan-bulan, tetapi sebelum sampai,
Atas perintah orang tuanya, Shirvan meletakkan keranjangnya di tanah dan pergi untuk mengambil air. Ketika berada di dekat sungai, nasib malang pun menimpa. ia terkena panah Raja Destaratha, yang sebenarnya diarahkan kepada seekor kijang. Mendengar teriakan manusia, Raja itu datang kepadanya, dan menangis sejadi-jadinya. Ia berkata, "Adakah sesuatu yang dapat kulakukan untukmu?"
Shirvan berkata, "Aku sedang sekarat. Aku hanya punya satu keinginan, yaitu memberi air kepada orang tuaku; mereka haus karena terik matahari." "Hanya itu? Aku akan melakukannya dengan senang hati sebagai tugas pertamaku." Shirvan berkata, "Bila tuan ingin melakukan yang lain, maka rawatlah mereka dan pastikan bahwa mereka dibawa ke Kashi, meskipun aku ragu apakah mereka akan hidup lebih lama setelah aku pergi." Raja itu pergi, membawa air di tangannya dan memberikannya kepada orang tua itu tanpa mengucapkan sepatah kata, khawatir mereka tidak akan mau minum bila mendengar suara orang asing.
Orang tua itu berkata, "Hai anakku, sepanjang hidup, kami tak pernah melihatmu sedih. Ini adalah pertama kali engkau memberi kami air tanpa mengucapkan kata cinta yang selalu memberi kami hidup baru." Raja Destaratha menangis, dan menceritakan kematian Shirvan. Mendengar itu, mereka tak dapat lagi hidup untuk menikmati air itu. Mereka hanya hidup karena anak mereka, mereka menarik napas dalam, berkata "Oh, anakku Shirvan", dan meninggal. Kisah di atas menjadi tradisi di India,
Di India peristiwa tadi dijadika tradisi oleh masyarakat sekitar. Yaitu, membawa keranjang di pundaknya ke mana-mana, melambangkan kebaktian dan pelayanan kepada orang tua.
Bila cinta dipusatkan pada satu obyek, ia adalah cinta.
Bila diarahkan ke beberapa obyek, ia disebut kasih.
Bila seperti kabut, ia disebut nafsu.
Bila cenderung kepada moral, ia adalah kebaktian.
Bila diperuntukkan bagi Allah, Yang Mahaberada dan Mahaperkasa, yang erupakan Keberadaan Total, ia disebut cinta ilahi, pecinta itu disebut suci.
Tiada daya yang lebih besar daripada cinta. Semua kekuatan muncul ketika cinta bangkit di dalam hati. Orang berkata, "Ia berhati lembut, ia lemah," tetapi banyak orang yang tidak tahu kekuatan apa yang muncul dari hati yang menjadi lembut dalam cinta.
Seorang serdadu bertempur di medan perang demi cinta kepada rakyatnya. Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan cinta, dengan seluruh daya dan kekuatan. Khawatir dan alasan, yang membatasi daya, tak mampu melawan cinta. Seekor induk ayam, meskipun sangat takut seekor singa, induk ayam tetap melawan seekor singa untuk melindungi anak-anaknya. Tiada sesuatu yang terlalu kuat bagi hati yang mencintai.
Daya cinta menyelesaikan semua urusan dalam hidup sebagaimana daya dinamit yang mengalahkan dunia. Dinamit membakar segala sesuatu, demikian pula cinta: bila terlalu kuat ia menjadi roda pemusnah, dan segalanya menjadi salah dalam hidup pecinta. Itulah misteri yang menjadi penyebab penderitaan hidup seorang pecinta. Namun, pecinta itu mengambil manfaat dalam kedua kasus. Bila ia menguasai keadaan, ia seorang penguasa (master).
Bila ia kehilangan semuanya, ia orang suci. Cinta mengatasi [berada di atas] hukum, dan hukum berada di bawah cinta. Keduanya tak dapat dibandingkan. Yang satu dari langit, yang satu dari bumi. Bila cinta mati, hukum mulai hidup. Maka, hukum tak pernah menemukan tempat bagi cinta, demikian pula cinta tak dapat membatasi diri dengan hukum; hukum itu terbatas, dan cinta itu tak berbatas. Seseorang tak dapat memberi alasan mengapa ia mencintai orang tertentu, karena tiada alasan bagi segalanya kecuali cinta.
Waktu dan ruang berada di dalam genggaman cinta. Perjalanan ribuan kilometer terasa hanya beberapa meter dalam kehadiran orang yang dicintai, dan beberapa meter terasa ribuan kilometer tanpa kehadirannya. Satu hari berpisah dalam cinta sama dengan seribu tahun, dan seribu tahun bersama kekasih terasa hanya sehari. Bila ada pengaruh yang melindungi di dunia ini, itu tak lain dari cinta.
Dalam segala aspek kehidupan, ke mana pun kita mencari perlindungan, motifnya selalu cinta. Tak seorang pun dapat mempercayai suatu perlindungan, betapa pun besarnya, kecuali perlindungan yang diberikan oleh cinta. Kalau seorang raksasa menakuti seorang anak kecil, anak itu akan berkata, "Aku akan
katakan kepada ibuku." Daya kekuatan manusia terlalu kecil bila dibandingkan dengan perlindungan cinta yang diberikan ibu kepada anaknya. Cinta dapat menyembuhkan lebih dari apa pun di dunia.
Tak ada sesuatu seperti sentuhan seorang ibu ketika anaknya menderita sakit.
Tak ada penyembuh yang lebih baik daripada kehadiran orang yang dikasihi bila seorang pecinta sakit. Bahkan anjing dan kucing pun disembuhkan dengan sedikit sentuhan cinta. Untuk membaca pikiran, untuk mengirimkan dan menerima pesan telepati, orang mencoba prosesproses fisik dengan sia-sia. Andai mereka tahu bahwa rahasia semua itu berada di dalam cinta!
Seorang pecinta mengetahui semuanya: kesenangan, kesedihan, pikiran dan imajinasi orang yang dicintainya. Tiada ruang atau waktu yang menghalanginya, karena arus telepati secara alami terjadi antara pecinta dan kekasihnya. Imajinasi, pikiran, mimpi dan visi seorang pecinta, semuanya mengungkapkan segala sesuatu tentang obyek yang dicintainya.
Konsentrasi, yang merupakan rahasia setiap pencapaian dalam hidup, dan faktor terpenting dalam semua aspek hidup, terutama dalam jalur agama dan mistisisme, merupakan bal yang alami dalam cinta. Orang tanpa cinta akan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam jalur ini, dan akan selalu gagal untuk memusatkan pikiran mereka pada satu obyek.
Tetapi cinta memaksa pecinta, menahan visi tentang kekasihnya di depan pandangannya. Maka pecinta tak perlu berkonsentrasi dalam pikirannya. Cintanya sendiri adalah konsentrasi yang memberinya penguasaan atas semua hal di dunia. Pecinta itu mencapai cintanya dan daya konsentrasi sekaligus. Bila ia tak mencapai obyeknya, maka ia terangkat ke atasnya.
Dalam kedua kasus, pecinta itu memperoleh upahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar